Biar saja hujan menggenang
menjadi sungai
di belantara sajakmu
yang banal
Category: Puisi
di bekas tembakan itu
udara saling menjenguk
dalam suhu yang beku
berburu waktu subuh
dikerumuni anak-anak waktu
bocah-bocah penjaja tisu
Aku heran, bukan aroma pandan
yang menyeruak dari kuah kental campur santan
tapi bau anyir darah yang menetes dari dahan
siwalan di pinggir jalan
/2
Di hadapan kopi yang mengepulkan ilusi
Bayangan rumah tengah bermanifestasi
suatu malam
kau bertanya
kenapa
aku jawab:
“tidur tak menjamin kita bangun
dan bertemu lagi.”
Dari rahimnya, lahirlah Totale:
bâto sé atalé*
dua kekuatan menyatu penuh misteri:
sudahkah penghuninya sekokoh batu
dan sekuat tali?
kulihat seraut wajah mematung
dengan nasib terkatung-katung
pada bayangan lorong gelap
menyingkap tabir tak terungkap
A feeling of this
Depression is torching me
I’d like to go, please
Rindu menikam
cinta menggali makam
pisau tertanam.
masa lalu
menjadi darah
dalam kakus.