Gerimis Merambat
ke Rambutmu
suatu ketika, gerimis merambat ke rambutmu
menitis pelan ke kening dan berhenti
tepat di pucuk bibirmu yang dingin.
sepasang matamu menyanderaku
seperti membujuk, seperti menunggu
sepasang bibirku lembut menyapu
bibirmu yang gigil itu.
2020
Sengketa Rindu dan Kesepian
kembalilah, tubuhku akan lebih berguna
hanya dengan sering melindungimu dalam pelukan.
lengkapi kesepianku, lekasi nasib burukku
sebab hanya padamu, air mataku menolak gugur.
kembalilah, tubuhku butuh tubuhmu
sebagai pelerai gaduh, rindu di jantung
seperti sedang berperang, seperti mengerang
takluk di hadapan jarak yang sadis dan kejam.
kembalilah, bantu aku jadi pemenang
menghadapi sengketa rindu dan kesepian.
bantu aku jadi satu-satunya peminang
yang bikin bahagiamu tak berkesudahan.
2020
Kita Tak Harus Bertikai
biarlah kesepianku terus berlayar
melintasi kenangan lapuk
yang jauh tersimpan di tubuh waktu.
biar rindu terus mendebur
menggulung segala inginku
menjumpaimu di luar tidur.
sungguh, kita tak harus bertikai
mendebatkan perpisahan
dan penyesalan ini milik siapa.
sebab masa lalu tetap milik kita
ijazah bagi hari jauh yang telah
tuntas kita lintasi berdua.
sungguh, kita tak harus bertikai
mendebatkan masa depan
di tengah masa lalu yang kacau.
sebab kita ialah kesedihan
yang tersesat di jalur derita
tanpa ujung, tanpa batas teritorial.
2020
Selepas Berpisah
bayangkan, bayangkanlah
selepas berpisah, di antara kita
siapa yang lebih tegar untuk tak saling tegur
bahkan ketika dada kita menjelma angkutan
yang penuh hanya karena satu jenis muatan:
rindu akan kenangan yang begitu ingin diulang?
bayangkan, bayangkanlah
selepas berpisah, di antara kita
adakah yang bakal merasa terancam
oleh penyesalan, oleh kehilangan, oleh segala
yang tumbuh seiring dengan kenyataan
tak lagi ada yang bisa dipeluk selain ingatan?
2020
Punah Terkubur Kenangan
: untuk Lia
katakan, bagaimana kesepian bekerja
menghidangkanmu kembali ke ruang dengarku
sebagai masa lalu, sebagai yang bukan lagi milikku.
sementara di dada, suaramu terus menggema
tak putus kudengar dari telinga
seperti menyesal, seperti ingin lagi kuterima.
di hadapanku, kau kuras air mata
mungkin rayuan, mungkin permintaan maaf
atas buruknya niat, menjadikanku pelarian.
kau suguhkan bagian inti tubuhmu
yang tuntas kau sayat untukku
seperti merayu, seperti menunggu jawabku.
tetapi maaf, hatiku telanjur berkarat
mustahil kusucikan ulang untuk kau
yang telah punah, terkubur kenangan.
2020
Ingatan Masa Lalu
aku penyair, datang dari masa lalu
diutus kenangan untuk menjenguk
riwayat harimu yang penuh rindu.
aku tahu, ragamu tak lagi utuh
tak lagi mengandung aku
sejak ia tiba mengetuk
kesepianmu pascaperpisahan itu.
aku tahu, bekas pelukanku
mungkin sudah kau basuh
kau sucikan dari tubuh
dari ingatanmu yang keruh.
aku tahu, ia mencintaimu
sedekat nadi dengan denyut
sedekat jantung dengan degup
sedekat hidup dengan maut.
sementara kau tunduk
pada ingatan masa lalu
ingatan semasa denganku
yang gagal kau lupakan itu.
2020
Hujan Jatuh
hujan jatuh dan yang basah
adalah ingatanku tentang kau.
setiap rintik di atap kuangkakan
sebagai rindu yang betah berdenting
menghitung bulir-bulir detik
membahasakan kita sebagai kekasih
yang piawai merawat rasa sakit.
hujan jatuh dan yang basah
adalah ingatanku tentang kau.
setiap helai gerimis yang hinggap
di jendela kamar kumaknai sebagai kau
menghitung butir-butir waktu
menangkap aku sebagai masa lalu
yang piawai mendatangkan rindu.
2019
Permaisuriku
─ Wei Gu & Putri Wang Tai
permaisuriku, putri gubernur wang.
sebelum mimpi jauh mengular, dengarlah
dengar apa yang hendak kuselipkan di alkisah:
seorang lelaki nyaris membunuh takdirnya sendiri.
114 tahun silam, ia meminjam namaku
lengkap dengan tubuh dan silsilah keluarga
ke songcheng dikawal para pelayan.
2suatu malam, bulan berguguran di pasar
ia jumpa lelaki tua tak dikenal
yang begitu saja membekukan sabda:
3“kuberitakan padamu, wei gu.
demikian takdir rampung disusun
dan kepada gadis berpelayan buta itu
kelak bakal kau persembahkan hidup.”
4tapi ia tak percaya dan murka.
lantas menitahkan utusan agar segera
menikamkan pisau ke tubuh gadis
yang tak ia kehendaki adanya.
permaisuriku, putri gubernur wang.
14 tahun silam, usiamu menginjak 3 angka
dengarlah, dengar apa yang hendak kukisahkan:
seorang lelaki nyaris menikahi penyesalannya sendiri.
5ia gagal merayakan kematian gadis
sebab utusannya tak cukup akal
bersilat pisau di tengah kerumun orang.
6kemudian, berlari ia menjauhi kota
sembunyi dalam rahasia, dan berharap
tak seorang pun sanggup mengingatnya.
714 tahun berjalan, ia lalu dijodohkan
dengan putri gubernur xiang, wang tai:
seorang gadis yang 14 tahun silam
pernah begitu ingin ia musnahkan.
permaisuriku, putri gubernur wang.
sebelum mimpi jauh mengular, dengarlah
dengar apa yang hendak kusenandikakan:
14 tahun silam, andai kau sampai berpulang,
siapa yang bakal kusanding di pelaminan?
2019
Jika Terpaksa Kembali
kelak, setiap jalan dan tempat yang sempat
kita singgahi akan pikun pada waktunya,
dan kita menua dengan derita yang berlainan.
jika terpaksa kembali, rupa kota tak lagi sama
jangan mengenang, jangan mengenang!
tentarakan dirimu, cekal air mata sebelum jatuh.
berjalan dan singgahlah di mana pun, tanpa aku.
biar kota tumbuh dan memulihkan rupa
dari jejak kesedihan kita yang parah.
2019
Sisakan Air Mata
sisakan air mata
sisakan sehelai untukku
di perut gelas yang dalam
tuangkan, tuangkanlah segera
biar lekas kuteguk segala
kesedihan yang ada
kita hampir berpisah
hampir kembali asing
untuk tetap mengenal
semua yang bakal sudah
esok, akankah kehilangan
lebih mudah diterima
daripada bertahan
dari debur amarah?
sisakan air mata
sisakan sehelai
untuk kita perderas
selepas resmi berpisah
2019

Daffa Randai, lahir di Srimulyo, Madang Suku II, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan pada 22 November 1996. Alumnus mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta, konsentrasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Presiden komunitas Pura-Pura Penyair. Buku tunggal perdana: Rumah Kecil di Kepalamu (Purata Publishing, 2018). Beberapa puisinya terbit di buku antologi bersama, media cetak dan online. Bisa dihubungi lewatsurel: randaidaffa22@gmail.com atau Instagram: @randaidaffa96.