Puisi

Puisi Diana Rustam

May 16, 2023

Burasa’

Hai anak lelaki

Ambil kulit pokok pisang itu

Jemur dan jadikan tali temali

Ikatlah nasi santan yang ditaburi ibumu dengan garam

Yang telah ia bungkus dalam daun pisang

Ikatlah hai anak lelaki, dua tiga atau empat serumpun

Jagalah api. Lihat ibumu menanaknya di atas tungku semalam suntuk sampai ia terkantuk-kantuk

Burasa’ itu bekalmu dari tangannya, merantaulah

Pulanglah kelak

Jangan pernah lupa cara mengikatnya

Sekalipun dunia telah mengajarkan banyak

Ingat dari mana kau pertama kali berangkat.

Makassar 2023


Tamu

Ada yang pamit

Ada yang bersedih

Bukan sebab yang pamit akan pergi

Tetapi yang bersedih menangis apabila yang pergi datang kembali sementara dirinya sudah tiada lagi

Makassar 2023


Lebaran dan Dua Orang Tua

Takbir bersahut

Nasu palekko

Burasa’

Di tata di atas nampan

Ada dua orang yang ompong giginya bungkuk punggungnya

Laki-laki dan perempuan bersarung berkerudung

Duduk berhadapan di lantai menekuri nampan

Perempuan berkerudung harap cemas membaca

Pesan yang datang di telepon genggam bututnya

“Maaf lahir bathin. Ananda masih sibuk, tak jadi mudik”

Lantas ia berkata pada laki-laki bersarung, “Anak kita ketinggalan kapalnya”

Makassar 2023


Bocah dan Kata-kata

Bocah laki-laki itu memunguti kata-kata yang melompat garang dari bibir bapaknya. dikulumnya kata-kata itu hingga gembung pipinya. pipinya kempis dan di kepalanya kata-kata itu telah duduk-duduk manis

Bocah laki-laki itu rajin sekali mengabsen kata-kata yang duduk manis setiap hari. Mahir pula ia mengawinkan kata-kata itu hingga mereka beranak-pinak di mulutnya.

Makassar 2023.


Eboni

Tahukah kamu? Eboni itu

Sekarang tidak lagi ia dipanggil begitu

Ia patung ia kapal-kapalan ia mobil-mobilan ia vas

dalam lemari atau di atas meja pajangan untuk dipandang dikagumi tetamu kadang pula diabaikan sampai berdebu

Pernahkah kau bertanya?

Adakah ia gundah?

Rindukah ia pulang menjadi dirinya di hutan berdiri sebagai pohon bersama semak belukar dan kijang dan burung-burung dan kabut yang turun menciumi pucuk-pucuknya?

Mari kita tanyakan

Pasang telingamu tajam-tajam

Mungkin ada sesuatu yang ia ingin ia katakan

Makassar 2023


Diana Rustam, menulis puisi dan cerpen di media sosial. Beberapa karyanya telah dimuat di media sastra online dan koran lokal.

Only registered users can comment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *