Puisi

Puisi Khanafi

June 6, 2023

menjaga hal-hal utuh tetap kekal

di taman ini

aku adalah ketakhadiran

cuma taman

ya, taman ini

yang ada

selalu terjadi

demikian

di manapun

aku adalah apa-apa yang hilang

adalah hantu

gentayangan

saat aku berjalan

membelah udara

& selalu hampa

bergerak masuk

tuk mengisi ruang

tubuhku berada

sedang aku tiada

kita semua pasti

punya alasan

tuk pergi & kembali

aku pun begitu

demi menjaga

hal-hal utuh tetap kekal

abadi seperti puisi


tak ada yang benar-benar pergi

berapa lama aku bertahan

dari kutuk perpisahan?

aku tak yakin, aku tak tahu

waktu habis

tuk mengingat segala

yang hilang

segala yang kekal

dari kenangan

apa yang berlalu, berlalu

aku telah mencoba yang terbaik

tuk percaya padamu

bahwa tak ada yang benar-benar pergi

(iya, aku imani) meninggalkanku sama sekali


menunggu

seseorang selalu menunggu

dengan sayap patah di punggung

di udara terbayang

dari kegelapan ke kegelapan jauh

dengan pohon & hutan

hujan & air terjun

yang perlahan digusur

peradaban modern

seseorang menunggu

seperti bumi menunggu


dilupakan

segala tempat melemparku jauh

aku tak lagi milik suaraku

atau tangan untuk sentuh

perasaan kelu tanpamu


ke puncak kesepian

dan tiap pergerakan

depan mataku

seolah semua yang berlalu

malam selepas malam

mengupas seluruh warna bintang

berlalu ke laut

mencari pulau

angin mengiring

ke mana aku pulang

kembali ke puncak kesepian


hanya angin yang menyapa

kucoba panggil kembali

alur & sosok dalam mimpi

hidup seperti sebelum pagi

kembali sibuk & sibuk

tak ada jalan untuk mimpi

menjadi kenyataan

segalanya cuma kata-kata

yang tidur di ranjang usia

menggambar daun gugur

di luar jendela terbuka

segalanya terasa akrab

seperti hari-hari yang pernah lewat

dengan kegelapan yang tak lama

bakal menyergap dindingnya

di mana kau gantung puisi-puisi

seperti lanskap cinta yang hancur

tanpa seseorang, hanya pintu

& jendela sesekali terbuka, tak ada

hanya angin yang berhembus

hanya angin yang menyapa


membuang waktu di ranjang

begitu banyak waktu terbuang

seperti guguran kenangan

& malam adalah alegori

untuk nasibmu yang kesepian

mimpi tetap berbaring di sisi lain

tidur yang merindukan seseorang

tapi bukankah kegelapan adalah seseorang

yang berembus di dinding kenyataan

begitu kosong begitu bohong

& kau menjadi tak yakin

jika dalam hidup yang singkat ini

tiap malam adalah sama

hanya memutar film bosan

& yang kau temukan

cuma tubuhmu

yang tidur monoton

yang melamunkan

seseorang yang hilang

yang selalu merasa

begitu terasingkan


mencari ketenangan

hujan jatuh, masuk ke ceruk mimpi

tiap malam kau dengar angin

berhembus seperti pikiran yang lari

di kamar ini, di ruang ini

dinding seperti batu nisan

suasana gerah musim penghabisan

dinding terkunci

& kau pun tak ada

selain seluruh malam

yang berpikir;

di mana tempat untuk tenang

ke mana kau pulang


Khanafi, lahir di Banyumas, Jawa Tengah. Tulisan-tulisannya tersiar di media daring maupun cetak. Sehari-harinya bekerja sebagai editor lepas, penerjemah, perancang sampul buku, dan penjual buku-buku lawas dan baru. Sekarang tinggal bersama keluarga di Yogyakarta, tengah menyelesaikan novelet pertamanya dan sedang mengulik satu buku terjemahan. Ia sesekali melukis untuk kebutuhan pameran pada suatu hari mendatang. Buku kumpulan puisinya yang telah terbit berjudul Akar Hening di Kota Kering (2021) mengalami revisi total, buku kumpulan puisi keduanya segera terbit. Penulis bisa dihubungi melalui email: afisaja043@gmail.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *