Cerpen

Ingin Kuinjak Kepala Orang Ini

Bersusah payah aku jalan sambil satu tanganku memegang Hanifah pada bagian dadanya agar kepalanya tidak terantuk kepala motor. Mendadak kurasakan sesuatu yang hangat menempel pada tanganku. Sialan! Dia tidur sampai ileran.

Continue Reading...

Puisi

Puisi Diana Rustam

Ikatlah hai anak lelaki, dua tiga atau empat serumpun
Jagalah api. Lihat ibumu menanaknya di atas tungku semalam suntuk sampai ia terkantuk-kantuk
Burasa’ itu bekalmu dari tangannya, merantaulah

Continue Reading...

Cerpen

Seandainya Boleh Memilih

Ia menggeram. Salya, orang yang kepadanya ia titipkan nyawanya, bapak angkat yang telah dianggapnya sebagai bapak sendiri, kusir kereta perangnya ketika pertempuran itu terjadi ternyata lebih mencintai orang itu dan memilih dirinya yang harus mati. Ia menghela napas panjang, lalu menengadah seolah-olah ingin menemukan jawaban atas ribuan pertanyaan di benaknya dan di langit sana tak ada apa-apa kecuali awan lembayung. Ah, alangkah bahagia andai ia bisa memilih cara dan tempat matinya sendiri.
Tiba-tiba ia menggeram. Wajah yang semula seolah-olah onggokan kain basah di pojokan kamar mandi itu tiba-tiba memancarkan sinar. Sorot mata rusa tua yang ketinggalan kawanannya itu seketika menjadi mata seekor singa yang siap menerkam mangsanya.

Continue Reading...

Cerpen

Susu Kemasan Berwarna-Warni untuk Kenta

Pemilik suara itu adalah seorang wanita awal dua puluhan. Rambut hitam berkilaunya dikuncir kuda. Matanya memancarkan keriangan dan kehangatan. Senyumannya terlihat tulus dan menyenangkan. Ia mengenakan apron biru dan kemeja kuning, seragam pegawai mini market tersebut. Di dada kirinya terdapat papan nama bertuliskan “Yamanaka”. Ia terlihat sedikit berisi, mungkin karena pipinya putih merona itu sedikit tembam. Secara keseluruhan, ia bisa dibilang manis. Sejenak Satoshi tertegun. Begitu juga Kenta.

Continue Reading...

Cerpen

Menghafal Wajah

Perempuan itu duduk di kursi, menciptakan hening. Aku pergi dari keheningan, membuat teh. Usai menyajikan teh aku berdiri tidak jauh darinya. Seperti pengawal putri kerajaan, aku menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya. Hening kembali. Ia menyeruput teh.

Continue Reading...

Puisi

Puisi Joe Hasan

harum vodka di mejanya
abadi di mataku
dejavu datang tergesa-gesa
klik
aku buka jendela
mengeja suara mereka
pemuda kampung
badan ringkih
yang tidak mencari surga di perut ibu

Continue Reading...

Cerpen

Penembak Penari Sema

Orhan Fatih merasa tak bisa melindungi Saad, ketika pemuda itu benar-benar pamit padanya, untuk mengikuti pensiunan polisi ke Konya. “Saya mau kerja di Mevlana Museum. Saya ingin menjadi penari sema.”

Continue Reading...

Cerpen

Syarat

Pagi ini, aku memutuskan untuk menemui Rudi Koplak karena desakan terus-menerus dari warga desa. Rudi Koplak adalah satu-satunya pawang hujan yang pernah kudengar. Setelah mengutarakan maksud kedatanganku. Rudi Koplak mulai menjelaskan tentang profesinya. Setiap orang yang datang kepadanya mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda-beda. Mulai dari menyingkirkan hujan, permintaan nomor togel, pencarian residivis, sampai perkara ranjang. Dia bercerita bahwa pernah ada seorang guru ngaji yang datang ke rumahnya untuk meminta “syarat” agar para anak didiknya bisa diajak untuk memadu kasih. Namun dia tidak bersedia memenuhi keinginan guru ngaji tersebut. Bukan karena dia tidak mampu, namun baginya apa yang dirasa tidak baik, akan menjadikan buah yang buruk di kehidupannya.

Continue Reading...

Cerpen

Boneka

Serabut kelapa ditata memajang. Ujung-ujungnya dipangkas rapi sebelum ditekuk menjadi dua bagian. Mustika mengikat lengkukan seperti membentuk kepala hingga dua cabang di bawahnya seolah menyerupai kaki. Ketika bagian lengan telah ditambahkan, ia sedikit menjauhkan tangannya—memastikan boneka telah berbentuk. Sebuah foto dikeluarkan dari kantong. Kedua matanya memandang dengan amarah. Selesai ritual nanti, ia ingin segera menusuk-nusuknya.

Continue Reading...