karena setiap malam datang
ia menyelinap melalui dinding-dinding pada bantal
ia terbang ke dalam status dan foto-foto dalam media sosialnya
Tag: Puisi
aku menyaksikan semua itu sambil merokok
dan menulis sebuah puisi iseng
di dalam telinga, muncul bunga bunga
ada yang belum tunai ia kerjakan dalam hidup
: merasa bahagia meski hanya tiga detik
orang-orang memilih mati
di tengah virus gigil waktu
menjangkit kompilasi tubuh malam
mata-mata telah memborgol kelopaknya
waktu-waktunya berselimut mimpi
dan ia rindukan sedap kopi pagi hari.
sepasang matamu menyanderaku
seperti membujuk, seperti menunggu
sepasang bibirku lembut menyapu
bibirmu yang gigil itu.
sore mengantar tetangga
ke teras rumah
dengan plastik bening
di cantolan sepeda
Telur di piring dicolong kucing,
berikut kesabaranmu. Suhu sisa
subuh dan semburat matamu
nyaris sama, menyentuh sukma
yang belum kembali seutuhnya.
“Pada mata yang tak lagi retak,
Pada segala yang sedang malas berkemarau
Mereka yang sekian kali menabur hujan
yang tak sempat reda,
memanjakan ketiadaan di setiap gerak luka,”
Membaca Burung Hantu setajam matamu, kasih kurawat gelap ini sampai wajahku kusut dan nyanyian burukku terdengar di tengah orang-orang putih menggelar sebab lewat gelap kau dapat kusentuh lebih dekat lebih lesat dari zikir, takbir dan mekar bunga-bunga mawar, atau kuntum yang hambar melafal dengan jari-jari layu dan bulu lembut kujaga dirimu, kasih dari segenggam siasat […]
Kopi lelet di depan matamu luput kau sruput
Berita kematian saudara-saudara menyergap telinga
Virus-virus baru, makin ngeri kau dengar